Friday, October 29, 2010

juLy Anto blog's: My First Love

juLy Anto blog's: My First Love: "VierraMy first love Ketika remaja yang polos jatuh cinta, mereka akan berkarya sesuai hati mereka.Ini yang memang seharusnya kita dengar dar..."

Saturday, January 23, 2010

Persyaratan agar komputer berhubungan ke internet

Untuk melakukan hubungan ke
internet, diperlukan persyaratan
teknis antara lain sebagai
berikut :
Perangkat keras komputer :
Prosesor minimum 486 DX,
disarankan Pentium
Ram minimum 8 Mb, disarankan
16 Mb
modem kecepatan minimal 14.4
kbps, disarankan kecepatan
yang lebih tinggi. SijiwaeNet
mendukung kecepatan modem
56 kbps dengan protokol V.90.
saluran telepon, sebaiknya yang
tidak menggunakan pengganda
saluran (pairgain) atau pun WLL
(telepon via radio). Pengganda
saluran akan memperlambat
kecepatan akses.
Perangkat lunak :
Windows 3.1, 95 atau lebih.
(tentunya dapat juga dipakai
sistem operasi lain)
Pada Windows telah diinstalasi
'Dial up networking' dan
berfungsi dengan baik.
Telah terpasang protokol TCP/IP
pada windows.
Sofware browser (untuk
menjelajah internet). Bila belum
punya dapat di download di sini
(Internet Explorer, Netscape).
Cara instalasi komputer
Bila persyaratan tersebut diatas
telah dipenuhi, maka anda siap
melakukan instalasi komputer
dengan mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Instalasi modem, bagaimana
cara memasang modem agar
dikenali oleh komputer anda.
2. Seting dial up, mengatur
modem agar dapat terkoneksi
ke internet.
3. Setting DNS.

Memilih PC dan Modem

Agar dapat memanfaatkan akses
internet secara optimal, saya
sarankan agar anda
menggunakan spesifikasi
komputer seperti terlampir :
CPU. Sebaiknya membeli
prosesor / CPU generasi baru
(Pentium II atau Pentium III).
RAM harus cukup. Memori 16
MBytes sering memperlambat
kerja anda, minimal minta
diupgrade sampai 32 MBytes
(disarankan 64 MBytes)
Harddisk. Harddisk dengan tipe
IDE cukup murah dan memiliki
akses memadai. Tidak perlu
membeli Harddisk tipe SCSI yang
berharga 2-3 kali lipat lebih
mahal.
Ukuran Harddisk disarankan
minimal 800 MBytes, disarankan
minta 4 Giga Bytes.
Monitor berukuran 15" jauh
lebih nyaman dibanding 14".
Pandangan lebih luas dan
memudahkan editing.
Gunakan Windows 95 (RAM 32
MBytes) atau Windows 98 (RAM
64 MBytes).
Pastikan membeli modem yang
cocok / kompatibel dengan
dengan kemampuan protokol
V.90. Dengan protokol ini anda
dapat menikmati kecepatan
akses hingga 56 kbps. Mintalah
penjual agar menginstall driver
modem. Instalasi modem dapat
dilihat disini.
Mintakan penjual agar
menginstall software aplikasi
internet, misalnya Internet
Explorer (kalau bisa versi 5.0
keatas), Outlook Express (untuk
e-mail).

Thursday, January 21, 2010

Narsis di Dunia Maya

“Ra, lihat blog ku ya. Jangan
lupa kasih komentar!” kata
temanku sambil memberikan
alamat blognya yang baru saja
selesai dibuat. Sebagai teman
yang baik, maka aku pun
memenuhi permintaannya. Aku
buka blognya dan melihat-lihat
sekilas beberapa tulisannya
(lebih tepatnya 2 judul tulisan!
Yah, namanya juga masih baru
dibuat, jadi belum banyak
tulisannya).
Keesokan harinya dia protes
karena nggak ada tulisanku di
bagian komentar. Aduh, aku
emang jarang kasih komentar
klo berkunjung ke blog
siapapun. Agar tidak
membuatnya lebih kecewa,
sambil bergurau aku jawab
“ Sebegitu pentingkah ada
nama dan tulisanku
mengomentari blogmu?”
Nge blog, udah jadi trend. Klo
nggak punya blog bisa dibilang
nggak gaul, ketinggalan jaman.
Kita dapat menuliskan apapun
semau kita. Curhat, tulisan
ilmiah, kutipan, puisi, cerpen
ataupun cerita pengalaman
sehari-hari. Hadiah ultah, nilai
ulangan jeblok, dicium pacar
pertama kali, berantem dengan
teman, terjebak kemacetan.
Banyak lagi topik yang dapat
dituliskan. Pokoknya semau mau
kita, semua mua yang terjadi
dalam diri kita bebas untuk
diungkapkan. Dulu, orang marah
klo ada orang lain yang
membaca buku hariannya, diary
adalah barang pribadi dan
sangat rahasia. Kini diary itu
dapat dibaca oleh siapa pun dan
di manapun, bahkan sampai
‘ ditawar-tawarkan’ pada
orang lain agar mau membaca
dan kasih komentar (seperti
kasus temanku tadi). Makin
banyak penyedia layanan blog,
kita tinggal pilih aja, mau yang
gratis boleh, yang berbayar juga
ada. Bahkan buku2 penuntun
praktis nge blog pun banyak
pula beredar di pasaran.
Ada teman yang agendanya tiap
hari di awali dengan ngeblog.
Pagi2 datang ke kantor,
ngidupin laptop dan buka
blognya. Lihat2 ada komentar
baru atau nggak, klo ada
komentar maka dia akan
menanggapi komentar itu.
Kadang2 nambah tulisan baru,
atau lihat blog teman2nya dan
selalu kasih komentar terhadap
tulisan temannya itu, atau
komentar terhadap komentar
lain. Ada juga teman yang
mengagendakan untuk selalu
nulis tiap hari. Pokoknya tiap
hari harus ada tulisan baru di
blognya.
Aku sendiri? Aku punya beberapa
alamat blog. Pertama aku buat
blog di blogger. Tak lama
kemudian friendster juga
menyediakan layanan blog,
maka akupun buat blog di
friendster. Lantas muncul
wordpress, aku coba2 juga buat
di situ, di jeeran aku buat blog
juga. Dan terakhir, aku
terdampar di kompasiana.
Tadinya aku ‘asal-asalan’ aja
nulis, apa aja yang terjadi pada
diriku aku tuliskan. Inilah media
aktualisasi diriku, tempat aku
bercerita tentang apa pun.
Apalagi dasarnya aku emang
susah klo curhat ke teman, aku
lebih suka nulis klo lagi suntuk.
Lama-lama aku mulai agak
‘ selektif’ terhadap tulisan
yang hendak aku pasang di blog.
Seorang teman mengingatkan
aku bahwa ada hal2 yang
sebaiknya tetap disimpan sendiri
dan jangan diumbar ke semua
orang, untuk menjaga
kemungkinan buruk yang tidak
kita inginkan suatu saat kelak.
Aku ga begitu peduli ada atau
tidak orang lain yang membaca
tulisan2ku, ada atau tidak orang
yang kasih komentar disini.
Sebagaimana aku tak peduli
untuk kasih komentar di blog
orang lain.
Frekuensi menulis? Aku nggak
pasang target harus berapa hari
sekali nambah tulisan.
Seminggu, sebulan harus ada
berapa judul. Nggak seperti itu.
Aku ngikuti mood aja, klo lagi
pengen nulis ya nulis, klo
pengen simpan tulisan ya
simpan, klo pengen publish
tulisan ya publish, klo lagi malas
yaaa …. Bisa berhari2, berminggu
bahkan berbulan tak ada tulisan
baru

Seberapa Pentingkah StatusFacebook Anda..??

Ketika kita login dengan
memasukan user ID dan
pasword, halaman muka yang
tampil terlebih dahulu adalah
Home (ini apabila make English
versions,) atau Beranda
(indonesian versions), atau juga
Griya (Jawa versions), atau
mungkin juga Umah (Especially
on Indramayu Versions).
Seketika itu juga kita langsung
melihat banyak sekali tulisan
tulisan yang disertai foto2
dengan pengambilan fotonya
nya dilakukan dengan
memasang muka semanis
mungkin (bagi yg cewe), atau
seganteng mungkin (bagi yg
maskulin) dan se seksi mungkin
(bagi yang banci) dengan sudut
pengambilannya hampir 45
derajat diatas kepala lewat
mobile cam or cam dig. Tiga,
dua, satu, ciiiiissss ….. Senyum
lebar 10 jaripun ia tunjukan…
Status update.. Itulah judulnya..
kita langsung saja menuliskan
status di FB trsebut mengingat
tarif warnet yang trus berjalan
(ini kalo menggunakan warnet,
tapi kalo OL lewat hape atau
modem sih fine fine aja).
Kemudian kita menunggu sambil
H2SL (Harap Harap Status Laku).
Senang bukan kepalang apabila
status yang mereka buat
sungguh laku seperti emak emak
yang jualan serabi di statsiun
yang duduknya manis aduhai
sambil berucap
‘ alhamdulilah’, sirih yang
dikunyah pun jatuh. Namun
apabila satu atau tiga orang
yang ‘mengunjunginya..’
ooohhh pilu hati ini…
beranggapan bahwa mungkin
dia tidak disukai teman
temannya, tidak eksis di dunia pr
FB an.. kepribadiannya tidak
menarik, atau jangan jangan
statusnya terlalu berat sehingga
sulit untuk dicerna dan
mengerti. Ah itu sih terserah
saja, kata sang penulis status
sedikit pembelaan.
Menginformasikan segala
sesuatu, sedang apa, dimana,
dengan siapa, semalam berbuat
apa (baca : kangen band lyrics),
kondisi hati dan sebagainya,
menjadi konsumsi publik yang
melulu tiap hari di baca, ditulis
dan diberi komen. Merupakan
gejala komunikasi yang baru dan
sangat mengasyikan memang,
sekali kita menuliskan status di
FB maka seketika itu juga akan
muncul sebagai bewara dan
warta untuk 4 ratus temannya
atau bahkan seribu lebih teman
lainnya (padahal entah banyak
teman tersebut kenal semua
atau tidak, atau jangan-jangan
semuanya abstrak..??!!).
Duuhhh … hari ini panas banget…
*** Mandi ngga yah..?? *** duh
pusih banyak tugas nih.. ***
Semoga hari ini
menyenangkan … *** @kantin,
lagi lunch nih, *** OTW to
home.. *** Malming sepi,
enaknya kmana yah..??
***Basah, ***@salon nemenin
solmet quw … *** jangan
menyerah-MP3 *** Bad day.. dan
lain lain..
Alay, lebay dan ngga penting …!!
Itulah anggapan dari sekian
orang yang mengartikan dari
teman-teman FB nya yang dia
rasa status yang disebarkan
tidak memiliki unsur informasi
yang berguna dan urgent …!
Tidak memberikan perubahan
pada yang baca, dan tak ada
guna untuk mengomentari
status seperti itu.
Ada juga status yang isinya doa
doa harapan, dan dharmanya,
yang seharusnya ditunjukan
untuk Alloh tapi ini malah ditulis
sebagai status. Apa memang
karna tujuannya, ingin doa2nya
agar diamini oleh semua
temannya atau hanya sebagai
pelampiasan harapan yang
hanya sebatas ditulis di FB.
Bukankah seharusnya doa itu
hanya ditujukan untuk Allah.?
Apakah itu penting, kita harus
menjentikan kalimat berupa doa
doa untuk ditulis sebagai status
di FB?.
Ada cerita sedikit, gara gara sang
suami menuliskan status di FB
yang isinya menandakan bahwa
dia sedang pengen
‘anu’ (maaf sensor sdikit,
khawatir anak under 13 baca),
tapi sang istri tidak mau
melayaninya atau menolaknya
karena suatu hal, akibatnya sang
suami jengkel dan
melampiaskannya dengan
menuliskan status yang
kontroversi. Status tersebut di
komenin oleh banyak
teman2nya. Dan di dalam komen
trsbut ada satu orang wanita
yang menanyakan
‘kepuasannya..’ dan sang
istripun mempertanyakannya,
namun apadaya setelah didesak,
sang suami tak mampu
mengelak, dan akhirnya, yaaaah
tahu sendirilah, tak usah
diceritakan.
Duhai warga penulis status FB
yang saya hormati.. bukannya
saya tidak menyukai status
status seperti itu, namun ketika
seseorang membaca status
tersebut dan menganggap
bahwa status tersebut tidak
penting, sedikit apatis, beraroma
negatif dan terlalu turut campur
dalam urusan orang lain,
sungguh.. itu dapat merusak
hati sang pembaca dan si penulis
status FB tersebut. Saya tidak
ingin seperti itu.
Tidak produktif, sungguh tidak
produktif apabila kita hanya
menuliskan sebuah status hanya
untuk hiburan dan aroganisme
semata.
Apabila kalian sadar bahwa,
sudah saatnya hal hal yang
remeh temeh seperti itu tidak
dipublikasikan. Saya juga sadar,
dulu ketika pertama mengetahui
FB dari temen, saya juga
menyukai nulis status FB yang
alay, dibuat buat, status palsu
dan memang intensitas ketidak
pentingannya lumayan besar.
Banyak sekali status yang saya
bikin hanya iseng iseng dan
yaahhh … hanya sekedar hiburan
semata. Namun sekarang, saya
sadar akan tingkat kepentingan
nulis status itu untuk apa dan
karena apa..
Status di FB sebaiknya jangan
hanya digunakan untuk
me’wartakan hal hal yang
remeh temeh.. Banyak sekali
yang bisa kita lakukan dengan
status di FB ini. Misalnya untuk
menginformasikan sesuatu,
menyiarkan dakwah, dan
memberikan ilmu yang
bermanfaat buat yang
membacanya, ataupun kata kata
motivasi yang dapat
menggugah.
Tidak sepantasnya berupa
keluhan dan rasa tidak enaknya
seseorang dan diri sendiri slalu
di ekspos ke semua orang. Tidak.
Tidak harus kita selalu
memberikan yang negatif.
Menurut hukum ketertarikan
atau law of attraction bahwa
apa yang kita baca maka akan
mempengaruhi juga suasana
hati kita. Oleh karena itu
berikanlah hal hal yang positif,
yang mampu memberikan
semangat baru yang tadinya
low, shg dapat kembali
meningkat.
Duhai warga penulis FB yang
budiman. Ini merupakan satu
pemikiran dan anggapan
personal dari saya saja. Mungkin
teman tman ada yang
merasakannya atau juga ada
teman yang sekarng sudah
mnjadi artis FB dan tidak
mempedulikan hal hal yang
diatas sudah dituliskan. Baik
atau buruknya penulisan status
yang “nggga penting” itu
memang dikembalikan kepada
setiap masyarakat FB.
Saudaraku dalam dunia per FB
an. Kita harus selalu
mengkrititisi masalah ini. Ini
bukan masalah biasa. Saya rasa,
ini bisa dijadikan sebuah
penelitian untuk menjadikan
sebuah judul thesis/ desertasi
yang berkaitan dengan tataran
psikologis para warga FB. Yaitu
melihat dan menganalisis
terhadap kasus yang ditulis
dalam setiap status dengan
karakteristik dan sifat orang
tersebut. Penting atau tidak
penting masalah itu, memang
harus dikembalikan akan niat
dan untuk apa tujuan nya.
Kita jangan mau hanya menjadi
eksis di FB. Menjadi artis yang
entah apabila ada infotainment
yang menyiarkan para selebritis
status super updat, maka
mungkin dia bisa mendapatkan
award dan penghargaan sebagai
manusia teraktif dijuluki
manusia super update dalam
menuliskan ‘what do you feel
now, what are u doing now,
anywhere, and anytime.. ’
Rekan rekan warga FB yang
dimuliakan oleh modem, hape,
dan warnet. Saya tahu, status di
FB anda itu menandakan
perasaan hati anda, kegundahan
dan gulananya hati anda,
kesenangan anda, kekecewaan
anda, doa dan harapan anda
semua. Saya memahami itu
sebagai hak anda dan kebebasan
anda sekalian. Pasword pasword
gw, ID ID gw, FB FB gw, modem
modem gw.. kok lu yang repot
sih fan.. ??” yaa kalian benar,
ngapain juga saya capek capek
nulis ini semua. Silahkan dan
monggo mau menulis status
seperti apapun itu sesuka yang
anda inginkan. Itu menandakan
sifat dan karakter anda.
Tulisan ini dibuat hanya menurut
satu pandangan dan satu
persepsi dari saya saja. Apabila
tidak suka dan menyebalkan,
silahkan saja, itu terserah
bagaimana yang menyikapinya,
apakah sudah sadar atau belum,
sadar terhadap status FB yang
alay, ngga penting dan menjadi
sumber ‘kemunduran’ dan
kebohongan yang over dan
dibuat buat, Dan akhirnya,
semoga kejadian yang dialami
sang suami naas itu tidak
menimpa kita.. Naudzubillah..

Apakah Kemampuan Komunikasimemang Dibutuhkan untukLulusan IT? -part 1-

Apa yang terbayang di benak
anda saat mendengar istilah IT
(Information and Technology),
apakah gadget yang canggih,
teknologi internet yang semakin
maju, software-software
dengan beraneka kemampuan,
atau bahkan anda
membayangkan seorang hacker
yang mampu menjebol sistem
keamanan negara-negara maju.
Anda tentunya pasti paham
siapa orang-orang dibalik
pencipta teknologi IT yang
semakin canggih beberapa
waktu belakangan ini. Sebut saja
beberapa nama orang terkaya di
dunia, ada Bill Gates (pendiri
Microsoft), Steve Jobs (pendiri
Apple), Mark Zuckenberg (pendiri
Facebook), dll. Dan masih
banyak lagi tokoh-tokoh IT
internasional dan lokal yang
memiliki kisah sukses masing-
masing dengan teknologi yang
berhasil diusungnya.
Bill Gates dengan ilmu komputer
yang dimiliki memulai bisnisnya
dari sebuah garasi mobil, namun
insting bisnisnya mumpuni
sehingga mampu menjadikan
Microsoft sebagai perusahaan
raksasa di bidang IT. Begitu juga
Steve Jobs sang pendiri
Macintosh dengan darah seninya
mampu menciptakan produk IT
yang menggabungkan antara
seni dan teknologi sehingga
mampu menciptakan nilai lebih
pada setiap produknya. Steve
Jobs bahkan mendapat julukan
“ anak ajaib dari Sillicon
Valley”, ini tidak lain karena
kelihaiannya dalam menjalankan
bisnis IT, dalam perjalanan
hidupnya ia pernah keluar dari
perusahaan yang didirikannya,
mengambil alih Pixar animation
studio sehingga menjadi raksasa
animasi dunia (dengan film
pertamanya yang fenomenal
yaitu Toys Story) yang dapat
mengalahkan Disney (walaupun
pada akhirnya sekarang Pixar
dan Disney menjalin kerjasama),
hingga akhirnya ia kembali lagi
ke Apple dan menaikkan lagi
pamor Apple yang sempat redup
beberapa waktu.
Lain lubuk lain ikannya, lain
orang lain ceritanya. Begitu juga
yang terjadi pada Mark
Zuckenberg sang pendiri
Facebook. Dengan Facebook
ciptaannya (walaupun terdengar
kabar ia mencuri ide pembuatan
aplikasi ini dari teman kuliahnya)
dia berhasil melakukan (yang
menurut saya) revolusi sosial di
bidang sosialisasi antar umat
manusia. Walaupun telah ada
situs-situs social networking
sejenis yang telah ada
sebelumnya, namun efek yang
ditimbulkan oleh Facebook ini
luar biasa besarnya. Anda tentu
pernah merasakannya juga
efeknya, mulai dari menemukan
teman lama, menemukan
pasangan hidup, bahkan
menjaring konsumen atau
dengan kata lain menggunakan
Facebook sebagai salah satu
strategi marketing perusahaan
anda.
Kesuksesan yang mereka (dan
juga orang-orang IT lainnya) raih
tentunya tidak lepas dari
kemampuan bidang IT yang
dimilikinya, juga kemampuan-
kemampuan lain seperti bisnis,
marketing, manajemen, dan
komunikasi yang turut andil
dalam mengantarkan mereka
menuju kesuksesan. Telah
banyak teori-teori dan buku-
buku yang mengatakan
impossible bila anda hanya
mengandalkan kemampuan otak
yang super dalam bidang IT
untuk menghadapi kerasnya
persaingan dunia. Walau
kemampuan otak anda misalnya
setara dengan dua kali otak
Einstein namun bila tidak
mampu bekerjasama,
berkomunikasi dengan baik,
niscaya kemampuan otak anda
akan menjadi sia-sia. Intinya
yaitu kemampuan dasar
manusia, berkomunikasi dengan
manusia lain lah yang perlu
ditingkatkan guna
meningkatkan kemampuan diri.
Telah banyak buku-buku yang
membahas teori-teori
komunikasi yang menyatakan
pentingnya berkomunikasi
dengan orang lain. Menurut
Wikipedia komunikasi adalah
proses penyampaian informasi
dari satu pihak ke pihak lain agar
terjadi saling mempengaruhi
diantara keduanya. Purnawan EA
dalam bukunya Dynamic
Persuasion mengatakan dalam
komunikasi hanya terjadi bila
ada sender, sang pengirim atau
pemancar, dan receiver, atau
sang penerima. Dan ada
beberapa elemen lagi yang
mendasari adanya komunikasi.
Yang pertama yaitu pesan atau
message yaitu isi (maksud) yang
disampaikan ke pihak lain, kedua
yaitu saluran atau channel
adalah media dimana pesan
disampaikan kepada pihak lain.
Ketiga yaitu feedback adalah
tanggapan dari sang penerima
pesan. Dan yang terakir adalah
aturan yang disepakati pelaku
komunikasi.
Setelah mengetahui definisi
komunikasi sendiri, maka anda
pasti menyadari betapa dalam
kehidupan sehari-hari
komunikasi merupakan unsur
yang mendominasi hidup. Mari
kita kembali lagi pada kisah
ketiga tokoh IT diatas (Bill Gates,
Steve Jobs, Mark Zuckenberg)
yang mampu membangun
kerajaan bisnisnya dengan baik.
Dalam kehidupan mereka yang
sebagian besar berhubungan
dengan dunia IT komunikasi
dilakukan dalam
mengembangkan bisnisnya,
mulai dari interaksi dengan
client, atasan, bawahan, rekan
kerja, masyarakat awam,
pemegang saham perusahaan,
customer, dan masih banyak
lagi. Walaupun ketiganya DO
(Drop Out) dari kuliahnya yang
jurusan komputer atau
informatika, namun tetap saja
inti bisnis yang dijalani sekarang
masih berada di jalur IT.
Sekarang mari kita lihat kondisi
seorang masiswa jurusan IT,
lihat kesehariannya, anda pasti
menemukan apa yang
dinamakan kegilaan online.
Mahasiswa IT yang berkutat
dengan tugas-tugasnya yang
mau tidak mau menghabiskan
banyak waktunya di depan
monitor PC ataupun laptop dan
kebanyakan sambil online.
Walapun sebenarnya ada
kegiatan lain yang mereka
lakukan seperti berorganisasi,
bermain game (lagi-lagi di
depan monitor PC/laptop/TV),
membaca buku cetak/ebook
(lagi-lagi di depan monitor PC/
laptop/TV), dan beberapa
kegiatan lain. Ini tentunya sudah
menjadi rutinitas yang
mendarah daging bagi kalangan
IT. Dan bisa dipastikan
dampaknya yaitu kurang
luwesnya mereka dalam
berkomunikasi dengan orang
lain. Fakta ini bisa kita lihat
sendiri saat kita bandingkan
antara mahasiswa IT dengan
mahasiswa jurusan sosial seperti
Manajemen, Komunikasi,
Akuntansi, dll ataupun dengan
jurusan teknik sendiri seperti
teknik Industri, Planologi,
Statistika, dll.

Apakah Kemampuan Komunikasimemang Dibutuhkan untukLulusan IT? -part 2-

ini adalah lanjutan dari tulisan
sebelumnya : part 1
“ Kita bisa karena biasa”,
ungkapan itulah yang pada
akhirnya menggambarkan
kondisi kebanyakan lulusan IT.
Sejak menjadi mahasiswa karena
dibiasakan (atau terpaksa
membiasakan diri) dengan
kehidupan yang lebih banyak
berkomunikasi dengan
komputer, dan sedikit (atau bisa
juga dibilang banyak)
melupakan komunikasi dengan
dunia luar sehingga menjadi bisa
berkomunikasi dengan baik
kepada komputer namun
sebaliknya menjadi tidak bisa
berkomunikasi dengan baik
kepada orang lain.
Sudah banyak kabar yang
beredar bahwa lulusan IT susah
berkomunikasi di dunia kerja.
Sehingga lulusan IT yang
sebenarnya memiliki banyak ide
untuk kemajuan dunia kerja
namun karena kurang bisa
berkomunikasi dengan baik
maka ide-ide tersebut sulit
dimunculkan saat bekerja pada
suatu perusahaan. Dampaknya
jelas sekali yaitu sang lulusan IT
dianggap tidak inovatif, hanya
sebagai follower, hanya
mengikuti apa yang selalu
diperintahkan. Hal-hal seperti
inilah yang seharusnya menjadi
perhatian lebih, baik itu oleh
institusi pendidikan dimana sang
mahasiswa IT bernaung ataupun
oleh mahasiswa IT sendiri.
Sehingga mereka sadar bahwa
kemampuan komunikasi
memang penting untuk lulusan
IT, bahkan seharusnya tidak
hanya lulusan IT, namun saat
menjadi mahasiswa IT
kemampuan komunikasi sudah
dipupuk sehingga tidak akan ada
istilah “nasi sudah menjadi
bubur”.
Bagi sebagian manusia,
termasuk lulusan IT dan juga
anda, mungkin sulit untuk
berkomunikasi dengan orang
karena terkadang tidak sinkron
saat berkomunikasi dengan
orang lain. Ada ungkapan
menarik yang diungkapkan oleh
Purnawan EA.
“Apapun perantaranya, apakah
itu kasat mata seperti gaya
bicara, tutur bahasa, gerak
tangan, ekspresi wajah hingga
telepati, semuanya adalah alat
komunikasi, atau sarana saja.
Oleh karena itu harus selalu
digunakan cara atau saana yang
paling pas, paling cocok. Yang
paling penting adalah
perpindahan pikiran dari
“ pemancar” ke
“penerima”. Tiap orang
memiliki keunikan tersendiri,
sehingga cara yang sama belum
tentu efektif bagi orang lain.
Bahkan pada orang yang sama
tetapi pada situasi dan kondisi
yang lain penerimaannya bisa
berbeda! Pilih dan gunakan cara
yang paling pas, jangan fanatik
pada cara tertentu. Karena
begitu uniknya manusia,
seringkali cara berkomunikasi
dijadikan identifikasi diri. Kita
enggan mengubah cara
berkomunikasi kita masing-
masing karena takut kehilangan
identitas diri. ”
Purnawan EA – dalam bukunya,
Dynamic Persuasion
Jadi anda sebenarnya tidak harus
berpatok pada gaya komunikasi
yang selama ini menjadi ciri
anda, bila dalam menghadapi
orang lain dirasa cara
komunikasi anda tidak cocok,
janganlah ragu untuk merubah
gaya komunikasi. Jangan
menunggu orang lain yang
mengubah gaya komunikasinya
mengikuti gaya anda. Bukankah
mengontrol diri sendiri lebih
mudah daripada mengontrol
orang lain. Karena gaya
komunikasi kita cocok dengan
mereka maka mereka akan lebih
merasa nyaman, pikiran/ide kita
akan lebih lancar masuk ke
dalam pikiran sang penerima.
Inilah tujuan pokok dari
komunikasi.
Dari uraian diatas yang
menjelaskan cerita para tokoh
IT, kondisi mahasiswa IT, dan
kondisi lulusan IT di dunia kerja,
dapat disimpulkan bahwa masih
banyaknya kekurangan yang
dimiliki lulusan IT dalam hal
komunikasi. Hal tersebut
sebenarnya masih bisa diatasai
dengan cara banyak membaca
buku-buku komunikasi, ikut
seminar atau workshop, dan
pastinya berlatih. Berlatih, ya hal
itulah yang paling penting dari
sebuah keamampuan yang
membutuhkan banyak praktek
dalam menjalaninya. Ini seperti
ungkapan yang terkenal dari
novel Negeri Lima Menara (yang
menceritakan impian seorang
anak pondok pesantren madani
yang berusaha keras bersama
lima temannya dalam
mewujudkan cita-cita masing-
masing) yaitu “Man Jadda
Wajada” yang mengandung
maksud barang siapa bekerja
keras maka akan mampu
mencapai impiannya.
Dan bagi anda (terutama
mahasiswa / lulusan IT yang
menjadi bahasan utama pada
tulisan ini) yang tertarik dengan
cara mempelajari teknik
komunikasi yang baik. Saya telah
membaca beberapa buku
komunikasi, dan ada satu buku
yang cukup bagus mengulas
cara-cara berkomunikasi yang
baik (bukannya saya sedang
berpromosi lhoo..) utamanya
menggunakan teknik persuasi,
buku tersebut yaitu Dynamic
Persuasion karya Purnawan EA
(sorang konselor Life Strategy
dan Hypnotherapist). Di buku
tersebut banyak sekali dijelaskan
tentang proses komunikasi,
memahami kondisi berpikir
sasaran untuk menentukan
strategi pendekatan, taktik
pendekatan untuk memperoleh
‘ ya!’, strategi
mempertahankan hak anda &
menangani kritik secara bijak,
body language : bahasa bawah
sadar, dan masih banyak lainnya.
Tentunya suatu ilmu jika tidak
dipraktekkan akan sia-sia, ini
seperti yang diungkapkan Wiji
Thukul (penyair yang dengan
puisi-puisinya mampu
mengkritik Orde Baru sehingga
pada akhirnya dia dilenyapkan
oleh oknum-oknum Orde Baru
pada tahun 1997) yaitu
“ percuma kau baca banyak
buku jika hanya diam saja”.
Maka hanya ada satu kata
“ action!”.